Marketing vs Advertising
Di dalam dunia bisnis, seringkali muncul istilah marketing dan advertising. Namun, tidak sedikit yang bingung tentang marketing vs advertising. Apa pengertiannya, tujuan, cara kerja, bahkan perbedaan keduanya.
Tenang, Anda tidak sendirian kok. Karena memang kadang keduanya istilah tersebut diartikan sebagai hal yang sama. Padahal marketing dan advertising sangat berbeda.
Pengetahuan tentang keduanya sangat penting bagi bisnis. Karena akan berpengaruh pada proses bisnis lainnya.
Nah, di artikel ini Anda akan menemukan pembahasan lengkap mengenai perbedaan marketing vs advertising. Sehingga, Anda dapat menentukan langkah bisnis selanjutnya.
Yuk, mari simak pembahasannya..
Baca Juga : Apa itu Branding?
Apa Itu Advertising?
Singkatnya, advertising adalah periklanan. Iklan sendiri adalah pesan baik tulisan maupun visual untuk mempromosikan produk.
Tujuan utamanya, mengajak para audiens untuk membeli produk atau layanan Anda. Di samping itu, Anda dapat memaksimalkan advertising untuk beberapa hal sebagai berikut:
- Meningkatkan brand awareness;
- Salah satu cara memperkuat brand identity;
- Memasarkan produk sesuai buyer persona yang tepat;
- Memaksimalkan penjualan produk yang sudah ada dan mengenalkan produk baru;
- Sebagai pembeda dari brand kompetitor.
Jenis-Jenis Online Advertising
Nah, iklan yang biasa kita lihat merupakan hasil dari advertising yang bentuknya pun bisa bermacam-macam, baik offline maupun online.
Sebelum berkembangnya internet, advertising offline adalah iklan yang paling banyak dijumpai. Misalnya iklan berupa seperti billboard, spanduk, iklan tv, dll.
Namun, advertising offline biasanya memiliki tantangan lebih yaitu:
- Sulit untuk mengukur seberapa efektif iklan tersebut;
- Sulit memastikan iklan tepat sasaran;
- Iklan harus ditampilkan di tempat yang strategis, sehingga kena pajak yang tinggi;
- Biaya yang cenderung mahal;
- Adanya ongkos pembuatan sarana iklan.
Contohnya, ketika beriklan dengan billboard di pinggir jalan. Anda akan berhadapan dengan pengurusan izin yang rumit dan pembuatan rangka besi yang membutuhkan dana, dan pajak yang tinggi.
Dengan beberapa alasan diatas, menjadikan online advertising sebagai solusi masa kini dan lebih diminati karena dapat:
- Menjangkau market share yang lebih luas;
- Dapat memfokuskan target iklan:
- Jenis ads yang lebih beragam:
- Dapat menghemat waktu dan tenaga;
- Biaya yang lebih terjangkau, dll.
Nah, dengan segala kelebihannya, pada pembahasan kali ini mari kita fokus pada online advertising.
Karena semakin berkembang dan diminati, bentuk online advertising ini makin beragam, lho. Misalnya, Google Adwords, Google Shopping, Google Display Network, dll.
Untuk lebih lengkapnya, mari kita bahas jenis-jenis online advertising!
1. Direct Advertising
Sesuai namanya, direct advertising berarti si pemasang iklan menghubungi langsung pemilik media untuk memasang iklan.
Biasanya ditandai dengan tombol khusus advertising di website, seperti contoh di atas.
Kelebihannya, proses direct advertising terbilang cukup cepat, karena Anda dapat mengontak langsung pemilik blog atau website.
Selain itu, Anda dapat menyeleksi sendiri di blog mana iklan Anda akan dipasang. Nah, untuk itu tips singkat berikut ini bisa membantu Anda :
- Pilih blog yang memiliki niche yang sama, sehingga antara target pasar sesuai dengan produk atau layanan Anda;
- Pantau seberapa besar domain rating dan traffic dari blog tersebut;
- Negosiasi dengan pemilik blog mengenai bentuk iklan. Misalnya, banner di homepage, link, blog post, dll.
Kekurangannya, Anda perlu effort lebih untuk manajemen advertising jenis ini. Mulai dari proses menghubungi pemilik blog, negosiasi, hingga memantau seberapa berhasilnya iklan Anda, harus dilakukan secara manual.
Di samping itu, risiko atas kemungkinan iklan tidak berhasil adalah tanggung pemasang iklan.
2. Self-Service Advertising
Anda ingin membangun iklan sendiri? Bisa! Pilihannya adalah self-service advertising, caranya hanya perlu memasang iklan di website Anda sendiri.
Ada beberapa kelebihan dari advertising jenis ini, yaitu:
- Lebih murah, karena tidak perlu membayar pihak lain;
- Bebas mengatur seberapa besar iklan yang ingin dipasang;
- Dapat memasang iklan di halaman apa saja website Anda;
- Fleksibel, dapat diubah kapanpun Anda mau.
Sedangkan kekurangannya, Anda perlu telaten dalam setiap prosesnya. Misalnya, mendesain iklan, menentukan copywriting, dll.
Sedikit tips dari kami, Anda dapat melakukan self-service advertising di landing page website dan blog post. Di mana Anda dapat memasang CTA atau tombol pembelian untuk konsumen.
3. Display Advertising
Display ads adalah iklan yang terpampang di sebuah halaman website. Biasanya dapat langsung Anda kenali ketika membuka website dan memiliki beberapa iklan, seperti gambar di bawah.
Kelebihannya, iklan Anda dapat dilihat langsung oleh konsumen ketika membuka suatu halaman website, sehingga semakin meningkatkan brand awareness.
Selain itu, display ads dapat menjangkau banyak orang sekaligus. Kinerjanya pun terbilang efektif dengan penggunaan metode pelacakan cookie, sehingga iklan lebih tepat sasaran.
Namun kekurangan yang harus Anda perhatikan adalah tampilan dan ukuran iklan dapat mengganggu pengalaman pengunjung.
Hal ini berakibat iklan Anda bisa saja diabaikan bahkan diblokir oleh pengunjung situs. Sejalan dengan riset dari PageFair Adblock Report bahwa, pemblokiran iklan di desktop meningkat 8% di akhir 2020 lalu, sebanyak 257 juta user.
Nah, display ads juga memiliki platform khusus yang dapat Anda gunakan lho, yaitu Google Display Network (GDN). Bukan hanya gambar, Anda juga dapat beriklan dengan format teks dan gif.
4. Social Media Advertising
Social media advertising adalah iklan yang berfokus meningkatkan konversi atau sales di media sosial.
Keunggulannya, iklan Anda berkesempatan dilihat oleh banyak orang sekaligus. Hal ini karena tingginya pengguna media sosial di Indonesia yang berjumlah sekitar 170 juta.
Selain itu, sudah banyak social media yang memiliki platform advertising sendiri, jadi Anda hanya perlu melakukan sedikit konfigurasi. Mulai dari penargetan, jenis iklan, konten iklan, pembayaran, hingga pelaporan tersedia otomatis.
Beberapa contoh media sosial untuk bisnis yang menyediakan platform advertising adalah:
- Facebook Ads – Penempatan iklan biasanya di beranda atau sidebar, memiliki beberapa jenis iklan dan ukuran banner yang berbeda.
- Instagram Ads – Berada di bawah naungan Facebook Ads Manager, iklan akan ditampilkan di feed dan stories Instagram.
- Twitter Ads – Iklan yang memanfaatkan teknik copywriting.
- LinkedIn Ads – Cocok untuk menargetkan pasar B2B.
- TikTok Ads – Platform dengan pertumbuhan yang pesat di Indonesia dan terdapat beberapa pilihan jenis ads.
Advertising jenis ini juga dapat dibarengi dengan social media marketing agar hasil lebih maksimal.
5. Paid Search Advertising
Paid search advertising adalah iklan yang ditampilkan dalam mesin pencari.
Tujuannya, ketika konsumen mencari suatu produk, maka yang muncul di halaman pencarian adalah website Anda. Karena itu, paid search sangat berhubungan dengan kata kunci atau keyword produk.
Kelebihannya, bentuk marketing seperti pay per click ini sudah banyak digunakan dan terbukti keberhasilannya, yaitu:
- Kemungkinan muncul di halaman pertama Google dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.
- Konversi yang dihasilkan lebih terukur, dari jumlah klik, impresi, hingga berakhir ke pembelian.
- Terdapat dashboard khusus untuk memasang, mengelola, dan mendapatkan laporan advertising.
Platform paid search ads yang paling banyak digunakan Google Ads. Sebagai mesin pencari utama, beriklan di Google Ads dapat membantu menyebarkan iklan Anda dengan fitur Smart Campaign, yang berisi:
- Pilihan spesifikasi goal iklan.
- Fitur jangkauan lokasi iklan, sangat berguna bagi bisnis lokal.
- Pilihan kategori iklan, misalnya restoran, retail fashion, dll.
- Copywriting untuk menarik konsumen.
- Foto produk.
- Menentukan budget sesuai estimasi Anda.
- Hingga memilih metode pembayaran.
Kekurangan Google Ads tampaknya hanya terdapat keterangan “iklan” di samping URL. Bisa saja ada konsumen yang lebih tertarik dengan konten organik dibandingkan iklan.
Jika Anda ingin mengiklankan produk retail di Google pun sangat memungkinkan. Caranya dengan menggunakan Google Shopping.
Kalau Google Ads berfokus pada penggunaan keyword yang tepat, Google Shopping menggunakan atribut produk. Misalnya, gambar produk, harga, judul produk, hingga platform toko online, dll.
Baca Juga : Tutorial Google AdWords (Google Ads)
6. Video Advertising
Jika di sektor offline kita mengenal iklan tv, maka di ranah online kita menyebutnya sebagai video advertising.
Bedanya, advertising dengan format video ini tidak terbatas pada satu media saja, melainkan dapat dijalankan di beberapa media sekaligus. Misalnya, YouTube, TikTok, Instagram, Influencer dll.
Sebagai contoh, ketika Anda menonton video di YouTube mungkin saja bertemu dengan iklan yang bisa di skip dalam 5 detik, bukan?
Nah, itulah salah satu video advertising yaitu YouTube Ads.
Selain YouTube dan media sosial lain, Anda juga dapat memasang iklan video di website. Jadi, saat halaman situs terbuka, saat itu juga iklan Anda dapat terlihat oleh pengunjung situs.
Kelebihan video ads dibanding yang lainnya karena 65% populasi manusia berpikir lebih cepat dengan konten visual. Sehingga, pesan dalam iklan dapat lebih tersampaikan dengan jelas.
Kekurangannya, effort pembuatan iklan video lebih besar dibandingkan konten lain. Di samping itu, banyak juga konsumen yang merasa terganggu dengan promosi dengan video marketing ini.
7. Native Advertising
Native Ads adalah salah satu online advertising dalam bentuk konten berbayar dengan tampilan yang menyerupai konten di satu halaman situs. Biasanya ditandai dengan keterangan kecil Ad atau Sponsored.
Kelebihannya, native ads memberikan kenyamanan visual pada pengunjung. Karena tampilannya, baik font, lokasi penempatan iklan, tata letak, bahkan desainnya pun hampir sama dengan konten biasa.
Kekurangannya, untuk native ads yang “berkualitas” membutuhkan effort yang lumayan ekstra. Seperti contoh kolaborasi antara The New York Times dengan Netflix di atas.
Namun, banyak juga website yang memasang native ads dengan fokus pada kuantitas. Contohnya, seperti di bawah ini.
Kekurangan lain yang seringkali ditemui, terkadang pihak pemasang iklan menggunakan gambar yang sangat mencolok. Sehingga tidak jarang mengganggu pandangan konsumen meski posisinya berada di bagian bawah halaman.
Apa Itu Marketing?
Marketing adalah proses untuk menarik perhatian dan memperkenalkan produk kepada pelanggan.
Proses ini merupakan sebuah program besar yang meliputi tiga tahap, yaitu awareness, consideration, dan decision.
Sedangkan advertising bertujuan untuk mengajak konsumen membeli produk atau layanan. Nah, posisi advertising ini berkaitan erat dengan penjualan/sales/decision dalam proses marketing.
Jadi, bisa dibilang kalau advertising adalah bagian dari marketing.
Tidak semua marketing adalah advertising, tapi semua advertising adalah marketing. Marketing adalah proses jangka panjang, sedangkan advertising mengacu pada apa yang ditawarkan saat ini (promosi).
Singkatnya, alur marketing dapat dilihat sebagai berikut:
Marketing = konsumen merasa familiar dengan brand > konsumen mempertimbangkan produk atau layanan > hingga konsumen merasa perlu dan membeli produk atau layanan. |
Itu mengapa awalnya marketing lebih berfokus pada branding atau tahap awareness, seperti:
- Menguatkan brand awareness;
- Membangun brand identity;
- Menciptakan buyer persona;
- Menerapkan tiga tahap marketing, dll.
Baca Juga : Alasan Apa Itu Blog?
Jenis-Jenis Digital Marketing
Nah secara teknis, marketing bisa dilakukan dengan banyak cara. Baik dengan menggunakan platform berbayar ataupun usaha mandiri yang gratis.
Sama seperti advertising, marketing pun ada yang offline dan online. Contoh media marketing offline yaitu, televisi, koran, poster, dll.
Namun, tetap saja marketing secara digital lebih efektif dalam segi penyebaran informasi dan efektifitasnya. Untuk lebih lengkapnya, mari kenali beberapa jenis digital marketing .
1. Search Engine Optimization (SEO)
SEO adalah upaya mengoptimasi website untuk mendapatkan peringkat teratas di hasil pencarian. Optimasi bisa dilakukan pada blog dengan membuat artikel atau konten organik.
Contohnya, ketika Anda mencari kata kunci “digital marketing”. Google akan menyarankan Anda halaman dengan konten yang paling relevan dengan kata kunci yang Anda cari.
Cara kerjanya yaitu dengan menyesuaikan algoritma Google pada optimasi website. Misalnya, penggunaan struktur URL, adanya SSL/TLS, konten organik, keyword atau kata kunci, dan masih banyak lagi.
Itu mengapa Google bisa mengetahui konten mana yang cocok dengan suatu kata kunci, yaitu dengan melihat kesesuaian dengan algoritma Google dengan konten organik.
2. Search Engine Marketing (SEM)
Jika ingin mengiklankan website atau landing page, maka SEM adalah solusinya.
Masih ingat Paid Search Advertising? Nah, paid search adalah salah satu praktik SEM. Ditandai dengan keterangan iklan pada halaman situs.
Sekilas perbedaannya dengan SEO hanyalah keterangan iklan tersebut. Namun, perbedaan lainnya adalah SEM berbayar dengan sistem PPC. Link yang mengarah juga langsung ke landing page, untuk mengenalkan produk atau layanan.
SEM juga membutuhkan beberapa tools lain seperti Google Keyword Planner, Google Analytics, dll.
3. Social Media Marketing
Dengan pengguna yang besar, media sosial pun dapat menjadi lahan basah marketing.
Di pembahasan soal advertising sebelumnya, social media marketing lebih mengacu pada tools atau platform ads tiap media sosial. Misalnya, facebook ads, twitter ads, instagram ads, linkedin ads, dll.
Di sini, social media marketing memiliki cakupan lebih luas, baik menggunakan platform berbayar, maupun membuat konten organik.
Misalnya, dengan posting konten informatif, share, like, hingga interaksi dengan user seperti komentar, challenge, dll.
4. Content Marketing
Inti dari content marketing adalah menggaet konsumen dengan konten sebagai pemikat utamanya.
Contohnya, dengan membuat konten informatif di blog post, membagikan freemium ebook, podcast, hingga webinar atau kursus gratis.
Feedback yang diharapkan dari membagikan “edukasi” secara gratis seperti ini salah satunya adalah awareness terhadap brand.
Agar awareness dapat tercipta, konten yang akan dipublikasikan harus memenuhi tiga syarat, yaitu penting, relevan, dan konsisten. Setelah itu, barulah kita dapat mengubah audiens menjadi konsumen.
Walau membutuhkan usaha lebih untuk membuat konten berkualitas. Namun, content marketing bisa jadi channel ampuh untuk melancarkan strategi marketing.
5. Community Marketing
Community marketing adalah salah satu strategi dengan cara berinteraksi dengan komunitas konsumen.
Tujuannya adalah membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan konsumen. Kalau sudah begitu, akan mengubah konsumen biasa menjadi pelanggan loyal.
Cara yang dapat ditempuh pun beragam, misalnya dengan membuat event, seminar, webinar, hingga forum online.
Salah satu contohnya adalah Niagahoster Customer Meet Up yang seringkali diselenggarakan.
Dengan begitu, Anda dapat mengenal konsumen lebih dekat, mengetahui pain point konsumen dan menjadikan produk Anda sebagai solusinya.
6. Email Marketing
Apakah Anda pernah mendapatkan email penawaran dari suatu brand?
Itu namanya strategi email marketing. Email marketing adalah cara pemasaran dengan mengirimkan email penawaran kepada calon konsumen. Tujuannya, agar menarik perhatian konsumen dan melakukan pembelian.
Selain itu, email marketing ampuh untuk menjaring konsumen secara luas dan personal. Seperti contoh pada email marketing berikut.
Baca Juga : Cara Tepat Analisis Peluang Usaha
Marketing vs Advertising: 5+ Perbedaan yang Wajib Anda Tahu
Pada dasarnya, marketing dan advertising memiliki tujuan utama yang sama yaitu untuk meningkatkan penjualan online maupun offline.
Namun, pastinya terdapat beberapa perbedaan signifikan di antara keduanya, yang secara singkat dapat Anda lihat pada tabel berikut.
Perbedaan | Marketing | Advertising |
Pengertian | Pemasaran. | Periklanan. |
Posisi | Program yang memayungi advertising. | Bagian dari marketing. |
Cara kerja | Menciptakan branding, brand awareness, brand identity, content marketing, dan mengumpulkan leads. | Menyebarkan berita atau promosi yang ditawarkan hingga konsumen terbujuk melakukan hal yang diminta. |
Dilakukan di | Dapat dilakukan di mana saja baik gratis maupun berbayar, contoh: landing page, blog, podcast, ebook, dll. | Dilakukan di media atau platform berbayar, contoh: Google Ads, LinkedIn Ads, Instagram Ads, billboard, iklan televisi, dll. |
Tujuan khusus | Proses secara umum untuk membangun tiga tahap marketing: awareness > consideration > decision. | Salah satu taktik agar penjualan dapat terlaksana. |
Tolak ukur keberhasilan | Kualitatif/tidak dapat dihitung melalui angka, tapi diukur dari beberapa aspek, misalnya: brand awareness, community marketing, dll. | Kuantitatif/dapat dihitung dengan angka penjualan yang berasal dari iklan. |
Dari beberapa perbedaan di atas, dapat kita simpulkan bahwa advertising adalah bagian dari proses marketing. Meski begitu, advertising memiliki peranan penting karena berfokus pada proses penjualan atau sales.
Advertising yang bagus sangat ampuh digunakan untuk meningkatkan penjualan. Di mana itu semua bisa didapatkan dari strategi digital marketing yang matang.
Oh ya, baik marketing ataupun advertising tentu tidak lepas dari cara belajar copywriting yang tepat. Karena sama-sama “berkomunikasi” dengan calon konsumen. Hanya berbeda di tujuan khusus dan pendekatannya.
Semoga pembahasan di atas dapat digunakan sebagai bekal bisnis Anda menuju kesuksesan ya!